30 Oleh-oleh Khas Jogja Yang Unik, Murah, dan Terkenal


30 Oleh-oleh Khas Jogja Yang Unik, Murah, dan Terkenal - Yogyakarta. Kota pendidikan ini memang memiliki banyak daya tarik bagi wisatawan. Mulai dari tempat bersejarahnya seperti Benteng Vredeburg, Taman Sari, Candi Prambanan, Masjid Gedhe Kauman, Keraton Yogyakarta dan lainnya. Hingga oleh-olehnya.

Yogyakarta memiliki banyak oleh-oleh yang menarik dan unik. Anda tentu membutuhkan oleh-oleh atau cinderamata atau suvenir untuk mengabadikan kenangan saat mengunjungi suatu tempat wisata. Selain itu, oleh-oleh dapat anda berikan untuk orang terdekat. Berikut ulasan beberapa oleh-oleh khas Jogja:

1. Batik


Siapa yang tak mengenal batik? Batik bukan hanya oleh-oleh Yogyakarta, tetapi juga oleh-oleh khas Indonesia. Kain kerajinan bermotif ini merupakan bagian tak terbantahkan dari budaya Indonesia. Ada beberapa alasan unik mengapa batik ini menjadi alasan sebagai oleh-oleh khas jogja sebagai berikut:
  • Pada zaman dulu, perempuan-perempuan Jawa menggunakan keterampilan membatik sebagai mata pencaharian.
  • Bahkan membatik bisa disebut sebagai pekerjaan eksklusif bagi perempuan. Hingga akhirnya ditemukan ‘”batik cap” yang memungkinkan laki-laki ikut terjun dalam pekerjaan membatik.
  • Terdapat pengecualian untuk batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti motif “mega mendung”, di daerah pesisir membatik merupakan pekerjaan lazim bagi laki-laki.
  • Mulanya membatik merupakan tradisi turun-menurun di keluarga. Sehingga kadang anda dapat mengenali seseorang berdasarkan motif batik yang ia kenakan.
  • Motif tersebut menunjukkan filosofi hidup yang dipercaya. Beberapa motif batik juga dapat menunjukkan status seseorang. 

Terdapat beberapa motif batik yang hanya digunakan oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Batik tradisional khas keraton Yogyakarta sendiri memiliki ciri dasar warna putih bersih dan pola geometri yang besar-besar. Terdapat beberapa motif kain batik Yogyakarta seperti:
  1. Motif Ceplok, Grompol.
  2. Motif Kawung.
  3. Motif Parang.
  4. Motif Lereng.
  5. Motif Nitik.
  6. Motif Truntum.
  7. Motif Semen.
  8. Motif Gurda. (Garuda)
  9. Motif Isen.
Pada tanggal 2 Oktober 2009, Batik Indonesia berikut keseluruhan teknik, teknologi serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Di Yogyakarta anda dapat membeli Batik dalam berbagai bentuk, misalnya baju, kain, kerajinan tangan dan lainnya. Berikut ini beberapa kawasan di Yogyakarta yang menjual Batik, sebagai berikut:
  1. Pasar Beringharjo.
  2. Mirota Batik, Jalan Ahmad Yani No. 9.
  3. Batik Rumah, Jalan Nogosari Lor No. 8, Kadipaten, Kraton.
  4. Kampung Batik Ngasem.
  5. Kampung Batik Giriloyo.
  6. Desa Batik Kayu Krebet.
  7. Malioboro.
  8. Butik Batik Danar Hadi, Jalan Malioboro No. 25.
  9. Batik Soga, Jalan Adi Sucipto Km 6 No. 14, Bantulan Depok, Sleman.

2. Bakpia



Jajanan ringan satu ini memang menjadi oleh-oleh unggulan Yogyakarta. Makanan berbentuk bulat dengan tekstur isi yang lembut dan kulit ini menjadi buah tangan wajib jika anda berkunjung Yogyakarta.

Bakpia sebenarnya merupakan kue dari Cina bernama Tou Luk Pia yang berarti kue pia kacang hijau. Produksi bakpia diawali di kampung Pathuk Yogyakarta sekitar tahun 1948. Hingga terkenal dengan produksinya yakni Bakpia Pathuk. Tahun-tahun selanjutnya pabrik bakpia mulai menjamur di Yogyakarta. 

Proses pembuatan bakpia dimulai dari pengolahan kacang hijau. Kacang hijau dipecah menjadi dua, kemudian dicuci bersih. Selanjutnya, kacang hijau direndam untuk memisahkan kacang hijau dengan kulitnya. Proses selanjutnya dikukus, kemudian digiling bersama dengan gula pasir.

Kulit bakpia terbuat dari tepung terigu, gula pasir, air dan minyak goreng yang diaduk dalam mixer hingga kalis. Selanjutnya, dipanggang dan terakhir dikemas.

Isi bakpia memiliki banyak varian rasa yang selalu berkembang tiap tahunnya. Beberapa diantaranya adalah keju, cokelat, kacang hijau, nanas, cappucino, telo ungu, susu, durian, green tea dan kacang merah. Anda bisa mendapatkan bakpia dengan rentang harga Rp18.000 sampai Rp 36.000, tergantung rasa dan jumlah isi per kotak. 


3. Yangko




Yangko. Bisa dibilang kue ini adalah mochi khas Yogyakarta. Yangko memiliki tekstur kenyal dengan isi kacang cincang di bagian dalam. Gambaran rasa Yangko sama seperti kue mochi, lebut, manis dan legit, sebagai berikut:
  • Jajanan satu ini terbuat dengan bahan utama tepung beras ketan.
  • Yangko dibentuk menjadi kotak kecil aneka warna dengan taburan tepung di atasnya.
  • Kini rasa Yangko mulai bervariasi mulai dari rasa original yakni gula dan kacang cincang sampai buah-buahan.
  • Nama Yangko berasal dari kata Kiyangko. Dalam pelafalan Orang Jawa kata Kiyangko disingkat menjadi Yangko.
  • Yangko berasal dari kawasan Kotagede Yogyakarta. Disana terdapat generasi pertama pembuat Yangko yakni Pak Prapto.
  • Orang yang pertama kali mengenalkan Yangko adalah Mbah Ireng yakni kakek buyut Suprapto. Mbah Ireng telah berinovasi meproduksi Yangko sejak tahun 1921.
  • Namun Yangko baru beredar luas di masyarakat pada sekitar tahun 1939. Yangko Kotagede biasa dikenal dengan Yangko citarasa tulen. 

Dulu, Kotagede merupakan ibukota Kerajaan Mataram Islam. Kerajaan ini merupakan cikal bakal Kasunan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Pada zaman itu, Yangko hanya dapat dinikmati oleh raja-raja atau priyayi. Tidak semua rakyat dapat menikmatinya. Jika ingin mencoba Yangko rakyat harus mengeluarkan dana yang cukup besar. 

Bahkan Yangko dipercaya dipercaya merupakan makanan yang dibawa Pangeran Diponegoro saat bergerilya karena Yangko dapat bertahan lama dan tidak basi. Sangat mudah menemukan Yangko di Yogya. Hampir semua pusat oleh-oleh menjualnya. Namun, jika anda sempat berkunjung ke Yogyakarta, ada dapat mengunjungi beberapa toko ini untuk mendapatkan Yangko:
  1. Yangko Pak Prapto, berlokasi di Jalan Pramuka No. 82.
  2. Yangko Bu Nining, berlokasi di Jalan Menteri Supeno No. 118.

4. Geplak



Jajanan manis lainnya dari Yogyakarta adalah Geplak. Kuliner satu ini terbuat dari parutan daging kelapa kasar yang dimasak dengan campuran gula. Geplak Yogyakarta tersedia dalam berbagai varian rasa dengan warna cerah ceria. Inilah beberapa sejarah asal mula kenapa geplak ini menjadi terkenal sebagai oleh-oleh khas jogja sebagai berikut:
  • Awalnya oleh-oleh khas Jogja yaitu Geplak dibuat dengan menggunakan gula tebu sehingga warnanya putih kelabu.
  • Atau dengan gula kelapa sehingga berwarna kecoklatan. Kini, Geplak memiliki berbagai warna yang menggoda selera.
  • Rasa manis Geplak dapat mengalahkan gula. Jika anda sedang minum teh manis setelah menyantap Geplak, teh anda akan terasa seperti teh tawar.
  • Tapi hal tersebut tidak akan mengurangi kenikmatan Geplak. Geplak berasal dari daerah Bantul. Oleh karenanya, Bantul biasa disebut Kota Geplak. 
  • Hal ini tak lepas dari sejarah Bantul yang merupakan daerah penghasil kelapa dan penghasil gula. Pada masa kolonial Belanda, Bantul memiliki enam buah pabrik gula. Tanah pertanian ditanami tebu.
Bagaimana dengan kelapa? Karena Bantul terletak di pesisir selatan, Bantul memiliki banyak populasi pohon kelapa. Produksi gula dan kelapa inilah yang melahirkan jajanan Geplak. Dulu, Geplak juga dijadikan sebagai makanan utama saat masa paceklik tiba. Apalagi Geplak merupakan jajanan yang tergolong awet. Sampai satu bulan, Geplak tidak akan tengik. Namun anda tidak harus ke Bantul untuk mendapatkan Geplak. 

Geplak banyak tersebar di pusat oleh-oleh Yogyakarta. Jika anda sempat berkunjung ke Bantul, anda dapat berkunjung ke toko Geplak Jago. Selain toko, Geplak Jago juga merupakan produsen Geplak. Toko Geplak Jago berlokasi di Jalan Wachid Hasyim No. 28, Bantul. Biasanya Geplak dijual sekitar Rp 16.000 per kg. Tapi harga Geplak akan naik pada saat liburan atau lebaran.

5. Kaos Dagadu



Seperti Kaos Joger di Bali, Yogyakarta juga memiliki Kaos Dagadu. Saking terkenalnya, Kaos Dagadu telah menjadi identitas warga Yogyakarta. Hampir 23 tahun, Dagadu selalu menjadi destinasi wisatawan.

Kaos Dagadu dibuat dengan desain yang kreatif, kritis dan penuh humor. Selain kaos oblong, Dagadu juga memiliki produk non-oblong dengan desain unik seperti:
  • Tas
  • Mug
  • Gantungan kuci
  • Sticker

Kini, anda dapat menemukan Kaos Dagadu di sembarang tempat, mulai dari emperan sampai pasar besar. Tapi biasanya produk yang dijual disana merupakan produk palsu. Dagadu hanya dijual di 3 gerai yakni:
  1. Yogyatourium, Jalan Gedongkuning Selatan No. 128. Yogyatorium atau Yogya+tourism+laboratorium merupakan gerai resmi Dagadu. Disini terdapat berbagai produk Dagadu.
  2. Pos Layanan Dagadu (POSYANDU), Lower Ground Malioboro Mall, Jalan Malioboro, Yogyakarta,
  3. POSYANDU 2, Jl. Pekapalan No. 7, Alun-alun Utara, Yogyakarta.

6. Cokelat Monggo



Cokelat Monggo merupakan cokelat asli dari Yogyakarta yang diracik oleh Thiery Detournay. Thiery Detournay merupakan seorang pria dari Belgia. Oleh karenanya, Cokelat Monggo memiliki cita rasa yang tinggi dan unik layaknya cokelat Belgia. Bisa dibilang Cokelat Monggo merupakan cokelat lokal asli Indonesia tapi berkualitas Internasional.

Monggo merupakan bahasa Jawa yang memiliki arti ‘silahkan’. Cokelat Monggo dibuat dengan menggunakan cokelat asli Indonesia seperti cokelat dari pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi. berbagai varian rasa telah bermunculan seperti:
  1. Dark
  2. Praline
  3. Red chili
  4. Orange pee
  5. Caramello
  6. White chocolate
  7. Macademia
  8. Marzipan
  9. Mangga
  10. Durian

Cokelat Monggo sangat cocok sebagai oleh-oleh khas jogja karena dibuat dari premium dark chocolate hingga 69% kakao. Rasa Cokelat Monggo tidak semanis cokelat biasanya karena dark chocolate yang cenderung pahit. Sehingga Cokelat Monggo aman dikonsumsi bagi pelaku diet dengan kadar lemak rendah. 

Cokelat lainnya biasanya mengandung milk chocolate atau cokelat yang mengandung susu sehingga terasa manis. Campuran lain cokelat Monggo adalah jahe, mete dan bahan lainnya, sebagai berikut:

Kemasan Cokelat Monggo juga memiliki ciri khas tersendiri bagi pembeli. Kemasan dibuat dari limbah kertas (kertas daur ulang) yang dijamin berkualitas baik karena bersertifikat FSC.
Selain itu, di kemasan juga terdapat ilustrasi yang menunjukkan keragaman buaya di Yodyakarta seperti wayang, becak, candi Borobudor dan lainnya.

Pabrik pembuatan cokelat Monggo berada di daerah Kotagede. Disana cokelat Monggo juga memiliki showroom di Jalan Dalem KG III/978, Purbayan Kotagede, Yogyakarta. Cokelat Monggo juga dijual di Mirota Batik, Mirota Kampus, Museum Jawa Klasik Ullen Sentanu dan di beberapa Circle-K. Kini, cokelat yang telah diproduksi sejak 2005 ini tidak hanya dijual di Yogyakarta tetapi juga di Jakarta, Bali dan Surabaya. Namun produksi utama tetap dilaksanakan di Kotagede Yogyakarta.

Anda bisa mendapatkan Cokelat Monggo dengan harga mulai dari Rp 29.000 sampai Rp 100.000. tenang saja, harga tersebut sebanding dengan rasa yang unik dan menarik khas Cokelat Monggo.

7. Gudeg



Gudeg atau Gudheg merupakan makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gudep terbuat dari nangka muda atau gori yang dimasak dengan santan. Agar dapat berwarna cokelat, gudeg harus dimasak dengan daun jati dalam waktu yang cukup lama. Gudep biasa disajikan dengan kuah santan (Areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek. Ada beberapa jenis gudeg yang bisa anda ketahui dan dapat anda beli untuk oleh-oleh khas liburan anda sebagai berikut:

  • Kini gudeg tersedia dalam bentuk kering atau gudeg kaleng. Anda dapat membelinya untuk oleh-oleh bagi keluarga anda.
  • Tak banyak berbeda dengan gudeg basah, gudeg kering tetaplah nikmat. Hanya saja anda perlu memasaknya lebih lama dan rasanya cenderung lebih manis dari gudeg basah.
  • Gudeg kering dapat bertahan hingga 3 hari. Untuk penyimpanan, anda dapat meletakkan gudeg kering di lemari es. Agar bebas dari pengaruh suhu ruangan. 
  • Di Yogyakarta anda dapat mengunjungi Gudep Yu Djum yang terletak di Jalan Kaliurang 5, Yogyakarta.
  • Disana, anda dapat menyantap gudep di tempat atau dibawa pulang. Jika anda memesan gudeg untuk dibawa pulang, biasanya gudeg dikemas dalam besek atau kendil.

Gudeg kaleng memiliki waktu kadaluarsa yang cukup lama, bahkan hingga setahun. Tidak perlu khawatir karena gudeg kaleng dibuat tanpa bahan pengawet atau MSG. Pembuatan gudeg sangatlah aman dan higienis. Setelah dimasukkan ke kaleng, gudep dipanaskan hingga suhu 130 derajat celcius selama beberapa jam. Selanjutnya direndam dengan air dingin. Salah satu proses pengawetan gudep juga dilakukan di laboratorium LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di Gunungkidul dan mendapat sertifikasi BPOM dan MUI. Di dalam gudeg kaleng terdapat:
  • Gori (nangka muda)
  • Krecek (krupuk kulit sapi)
  • Sambal goreng tempe
  • Telur itik
  • Daging Ayam Kampung
  • Kacang Tolo
  • Areh
  • Cabe

Gudeg kaleng yang terkenal di Yogyakarta antara lain Gudeg Wijilan Bu Lies, Gudeg Kaleng Mbak Yayah dan Gudeg Bu Tjitro 1925. Anda bisa mendapatkan gudeg dengan harga sekitar Rp 22.000 sampai Rp 40.000. Beberapa lokasi gudeg yang banyak direkomendasikan adalah
  1. Gudeg Yu Jum, berlokasi di Jalan Kaliurang 5
  2. Gudeg Wijilan Bu Lies, berlokasi di Jalan Wijilan No. 5
  3. Gudeg Mbak Yayah, berlokasi di Jalan Monjalo No. 20, Nandan
  4. Gudeg Bu Tjitro 1925, berlokasi di Jalan Laksda Adi Sucipto

8. Salak Pondoh



Salak Pondoh merupakan salah satu buah khas Yogyakarta. Berbeda dengan salak lainnya, Salak Pondoh memiliki daging berwarna putih dengan rasa yang manis segar. Anda tidak akan cukup mencicipi satu buah saja. Inilah beberapa alasan mengapa oleh-oleh salak ini sangat banyak dibeli bagi pengunjung jogja, sebagai berikut:

  1. Salak Pondoh banyak tumbuh di daerah Sleman, tepatnya di lereng Gunung Merapi.
  2. Tanah di kawasan lereng Gunung Merapi memang cocok untuk budidaya Salak Pondoh.
  3. Selain Sleman, Salak Pondoh juga tumbuh di daerah Muntilan dan Magelang. 

Di daerah Sleman yakni Kampung Gandung, Bangunkerto, terdapat tempat agrowisata Salak Pondoh. Disana terdapat perkebunan salak yang dilengkapi dengan taman bermain anak, kolam renang dan kolam pancing. 

9. Kerajinan Perak



Anda dapat menemukan kerajinan ini di Kotagede, 5 Km dari pusat kota Yogyakarta. Sejak Zaman Kerajaan Mataram, Kotagede terkenal sebagai sentra penghasil kerajinan perak. Disana anda juga dapat mengunjungi showroom kerajinan perak atau datang ke rumah pengrajin secara langsung. Terutama di sepanjang Jalan Kemasan sampai eks-bioskop Istana, berdiri kios dan toko kerajinan perak, sangat banyak dikunjungi karena ada banyak beberapa keunikan sebagai berikut:

  • Kerajinan perak Kotagede ini bermula dari kebiasaan para abdi dalem keraton.
  • Mereka membuat barang-barang keperluan keraton sebagai perhiasan atau perlengkapan lainnya bagi raja dan kerabat kraton.
  • Keahlian tersebut diturunkan secara turun temurun sampai sekarang. Pengrajin perak di Kotagede menggunakan perak yang didatangkan dari Cikotok, Jawa Barat.
  • Proses pembuatan kerajinan dari perak mentah hingga menjadi suatu benda sangatlah rumit dan memakan waktu lama.
  • Satu liontin dengan desai sederhana membutuhkan waktu beberapa jam hingga seharian. Tak ayal kerajinan perak Kotagede berharga lumayan mahal.

Jika anda menyukai menyukai kerajinan perak, anda perlu berkunjung kesini. Kerajinan perak dibentuk menjadi beragam benda mulai dari perhiasan hingga hiasan dinding atau meja. Anda tidak perlu meragukan kualitas kerajinan perak Kotagede. Kerajinan perak dari Kotagede banyak dikirim ke luar negeri sejak zaman Belanda.

10. Gerabah Kasongan


Oleh-oleh Yogyakarta lainnya adalah gerabah atau tembikar atau kerajinan dari bahan tanah liat. Daerah di Yogyakarta yang menjadi kawasan sentra gerabah adalah Desa Kasongan, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul. Gerabah atau kerajinan tanah liat Kasongan banyak diproduksi di Desa Kasongan. Warga Desa Kasongan telah menjadi pengrajin gerabah sejak abad ke-17. Tahun 1970-an, seniman kenamaan Yogyakarta Sapto Hoedoyo memperkenalkan sentuhan seni pada gerabah Kasongan untuk menaikkan nilai estetik. Anda dapat menemui gerabah dalam berbagai bentuk benda misalnya
  • Guci.
  • Vas.
  • Lampu hias.
  • Asbak.
  • Miniatur alat transportasi (becak, sepeda, mobil).
  • Aneka tas.
  • Patung.
  • Suvenir untuk pengantin.
  • Dan hiasan lainnya.

Desa Kasongan kini menjadi desa wisata. Disana terdapat pemukiman para kundi atau buyung atau gundi atau orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali atau benda lainnya yang tergolong peralatan dapur atau barang hiasan yang terbuat dari tanah liat. Di Desa Kasongan berderet showroom atau rumah galeri yang menawarkan kerajinan gerabah. Gerabah Kasongan banyak dipercaya memiliki kualitas bagus. Gerabahnya juga semakin halus, rumit dan bercita rasa seni. Gapura Desa Kasongan sendiri ditandai oleh dua buah patung kuda merah. Pasar gerabah Kasongan mulai merambah hingga ke luar negeri seperti Amerika, Eropa dan Australia. Di Desa Kasongan anda juga dapat melihat langsung proses pembuatan gerabah. Mulai dari pembentukan tanah liat sampai pembakaran dan pewarnaan.

Selain oleh-oleh di atas, Yogyakarta masih memiliki banyak oleh-oleh seperti:
  1. Walang Goreng atau Belalang Goreng
  2. Enthung
  3. Seafood
  4. Tiwul
  5. Gathot
  6. Sendal Jogja
  7. Tas Batik Jogja
  8. Kue Kembang Waru
  9. Kipo
  10. Jadah Tempe
  11. Peyek Mbok Tumpuk
  12. Wedang Uwuh
  13. Tasuba (Tahu Susu Bakso)
  14. Keripik Belut
  15. Blangkon
  16. Surjan
  17. Brownies Ubi Ungu
  18. Emping Melinjo
  19. Pai Apel
  20. Wingko
Itulah ulasan mengenai beberapa oleh oleh yogyakarta yang bisa anda dapatkan jika anda berkunjung ke Yogyakarta. Semoga ulasan tersebut membantu perjalanan anda ke Yogyakarta.

0 Response to "30 Oleh-oleh Khas Jogja Yang Unik, Murah, dan Terkenal"

Posting Komentar